Personal News Magazine - Camp de Les Corts, kandang Barcelona, 62 tahun lalu. Pekan ketiga musim 1950/1951. Barcelona sang peringkat tujuh klasemen sementara, menjamu Real Madrid yang saat itu duduk di posisi sembilan. Kedua tim sama-sama telah menjalani dua laga; menang sekali, dan kalah sekali pula. El Clasico kali ini menentukan siapa yang akan meraung tanpa angka untuk kedua kalinya.
Sembilan menit babak pertama dimulai, Mateu Nicolau Gar membuka pesta Barcelona kala mengoyak gawang Juan Alonso. Selang lima menit, penyerang yang sudah berkepala tiga tapi masih berbahaya, Cesar Rodriguez menggandakan kedudukan. Bukan hal baik untuk tim ibukota. Dan memang, hari itu mereka akan dibantai.
Luis Molowny sempat memberi napas untuk Real Madrid dengan golnya di menit 15. Namun, El Barca kembali mengangkasa ketika Marcos Aurelio mencetak gol ketiga timnya enam menit sebelum turun minum. Neraka ada di depan mata untuk El Real.
Mateu Nicolau dan Mariano Gonzalvo Falcón alias Gonzalvo III bergantian menari-nari di atas penderitaan Real Madrid. Masing-masing mencetak gol di menit 56 dan 62. Bahkan meski Mario Gonzalez memperkecil jarak empat menit selang gol Gonzalvo III, Les Corts tetap saja tak bersahabat.
Delapan menit terakhir, Barcelona sukses menambah dua gol lagi ke gawang Juan Alonso lewat Estanislao Basora (82′) dan Marcos Aurelio (88′). Skor akhir 7-2.
Di ujung cerita musim 1950/1951, dua penguasa ini tak berkutik. Barcelona harus puas di peringkat empat; kalah lima poin dari Atletico Madrid sang juara. Di mana Real Madrid? Klub ibukota berada di peringkat sembilan dari 16 peserta.
Sebagai catatan, Tujuh gol dalam satu pertandingan ke gawang Real Madrid pada musim tersebut, hingga saat ini belum mampu dipecahkan oleh generasi penerus Barcelona.
Satu-satunya rekor yang paling mendekati adalah ketika Thierry Henry dkk. menguliti El Real 2-6 di Santiago Bernabeu pada musim 2008/2009 lalu; atau kurang sebiji gol saja.
Musim ini, 7 gol dalam sebuah pertandingan bukan hal baru bagi kedua tim. Real Madrid pernah menggerus Osasuna 7-1. Sementara itu El Barca malah bisa mencatatkan tiga skor fantastis: 8-0 melawan Osasuna, 9-0 menerkam L’Hospitaltet, dan 7-1 mengajar Leverkusen.
Namun, salah satu klub mencetak 7 gol di El Clasico Minggu 22/4? Mungkin setelah laga akan ada seorang pelatih yang mengundurkan diri, atau seorang presiden yang tidak tidur sebulan.